DAMAREMAS.COM - Mudik Lebaran bukan sekadar sebuah perjalanan fisik untuk berkumpul dengan keluarga di kampung halaman, tetapi juga memiliki makna yang dalam dari segi spiritual dalam konteks agama dan budaya.
Mengapa bisa agama dan budaya? Karena mudik Lebaran sudah berlangsung bertahun-tahun sehingga telah menjadi budaya yang dilakukan umat muslim di Indonesia.
Tradisi mudik Lebaran ini bukan hanya sekedar pindah tempat tidur saja, melainkan juga melekatkan diri dengan keluarga besar.
Mari kita menjelajahi perspektif agama dan budaya yang melandasi praktik mudik dan bagaimana perjalanan ini melampaui sekedar tradisi fisik untuk mencapai dimensi yang lebih mendalam.
Perspektif Agama: Ibadah dan Kesejahteraan Spiritual
Bagi umat Islam, mudik memiliki makna spiritual yang dalam sebagai bagian dari ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT.
Lebaran sendiri adalah momen yang dijadikan puncak dari bulan Ramadhan, bulan suci yang penuh dengan ibadah, pemaafan, dan introspeksi diri.
Melalui mudik, umat Islam berkesempatan untuk bersilahturahmi dengan keluarga dan sanak saudara, memperkuat hubungan sosial, serta meningkatkan kesejahteraan spiritual dengan berbagi kebahagiaan dan rasa syukur.
Baca Juga: Gerakan Pangan Murah Serentak Nasional