Nasional

Akan Tutup Permanen, Pemilik JD ID Tuai Sorotan

Damar Emas
  • Minggu, 5 Februari 2023 | 02:40
JD ID 4 (Facebook / JD ID)

DAMAREMAS.COM - Pemilik JD.ID saat ini menjadi sorotan karena 200 karyawan atau sekitar 30 persen dari tenaga kerja nya di-PHK. Tindakan ini merupakan masa penyesuaian yang harus dilalui perusahaan dengan melakukan perampingan agar perusahaan dapat terus bertransformasi untuk beradaptasi dengan perubahan. 

Diluncurkan di situs resminya, disebutkan bahwa JD.ID adalah platform e-commerce terkemuka di Indonesia, yang induk perusahaannya adalah perusahaan retail terbesar di China yakni JD.com.

Awal kehadiran JD.ID merupakan inovasi pendiri JD.com, Liu Qiangdong, yang lahir pada 10 Maret 1973 di sebuah desa kecil di luar Suqian. Sebelum menjadi miliarder dengan perkiraan kekayaan bersih $11 miliar, Liu dibesarkan di daerah pedesaan yang miskin. 

Baca juga : JD ID Akan Tutup Permanen Setelah PHK Ratusan Karyawan

Namun berkat kegigihannya untuk keluar dari jerat kemiskinan, ia masih memiliki kemauan yang besar untuk mengubah peruntungannya. Awalnya, orang tua Liu adalah petani padi yang kemudian mencari peruntungan baru dengan memulai bisnis keluarga di bisnis angkutan batu bara.

Berkat pendidikan yang sangat baik dari orang tua, Liu telah menjadi seorang penemu dan pemimpi sejak kecil. Saat Liu masuk SMA di Suqian, mimpinya bersemi. Meski hanya memiliki kemungkinan finansial yang terbatas, ia tetap tidak menyerah pada mimpinya untuk melanjutkan studi. 

Berkat kerja kerasnya, ia berhasil melanjutkan kuliah di Universitas Renmin jurusan sosiologi. Tekad kerja keras Liu yang selalu ingin melakukan sesuatu yang produktif di waktu luangnya akhirnya memutuskan untuk belajar sendiri pemrograman komputer hingga ia menyadari keahliannya dalam hal itu.

Pada usaha pertamanya, Liu mulai menggunakan keterampilan pemrograman komputer barunya untuk menghasilkan uang, dan karena tingginya permintaan akan jasanya pada saat itu, Liu mampu menghasilkan lebih banyak uang daripada yang pernah dia impikan. 

Baca juga : Akan Tutup Permanen, JD ID PHK Ratusan Karyawan

Ketika Liu mulai mandiri, dia menggunakan tabungan hidupnya untuk membeli sebuah restoran kecil di luar kampus. Setelah delapan bulan beroperasi, restoran tersebut akhirnya tutup, dan pengalaman ini mengajari Liu pentingnya pelatihan dan pengalaman manajemen. 

Pada tahun 1996, Liu lulus dari Universitas Renmin dan menggunakan tabungannya untuk membuka toko ritel di gedung seluas 4 meter persegi di salah satu pusat perbelanjaan berteknologi tinggi di Beijing. 

Pada tahun 2003, setelah lima tahun beroperasi, bisnis Liu melejit. Liu berhasil memperluas bisnisnya untuk membawa semua jenis produk elektronik dan menjadi rantai ritel yang sukses dengan 12 toko di wilayah Beijing, Shanghai, dan Shenyang. 

Singkatnya, pada tahun 2004, Liu mendirikan JD.com - toko serba ada untuk belanja online. Yang membedakan JD.com dari para pesaingnya adalah bahwa mereka mengendalikan setiap aspek rantai pasokan produk. 

Setiap kali pelanggan memesan di JD.com, perusahaan bertanggung jawab atas produk sejak meninggalkan gudang JD, berpindah ke pusat pemenuhan regional atau nasional, dan sampai di depan pintu pelanggan, termasuk juga jarak tempuh. 

Liu juga berusaha memerangi epidemi penjualan barang palsu yang melanda sebagian besar wilayah China. Sejak awal, Liu tidak mentolerir produk palsu. Salah satu upayanya adalah dengan membatasi jumlah penjual di JD.com agar JD dapat memantau secara ketat produk yang dijual.

Kemudian JD.com yang sudah terkenal di China mulai memasuki pasar dengan menyasar wilayah yang luas termasuk Indonesia. Dan akhirnya lahirlah JD.ID. Sementara itu, JD.ID sendiri merupakan e-commerce joint venture dari retailer terbesar China yakni JD.com, yang bekerja sama dengan Gojek dan Provident Capital, di mana Winato Kartono merupakan salah satu pemilik dari PT Provident Capital Indonesia. 

Bahkan, pada 2013, ia masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes, dengan kekayaan bersih kurang lebih $590 juta atau 9 triliun rupiah. Dimulai oleh situs Provident sebelum Winato menjadi Pendiri Provident Capital Indonesia dan Komisaris Provident Subsidiaries dan Komisaris Tower Bersama Infrastructure. 

Memulai karir di Bank Sumitomo Niaga, kemudian pindah ke Arthur Andersen Indonesia sebelum bergabung dengan Citigroup. Winato bekerja di Citigroup selama 8 tahun dan naik menjadi Head of Investment Banking di Indonesia. 

Winato memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun dalam berinvestasi, membangun, dan mengoperasikan perusahaan. Saat JD.ID didirikan, ia memiliki jaringan yang sangat luas dalam dunia investasi dan akuisisi (merger and acquisition). 

Sebagai informasi, Provident Capital ikut mendanai putaran pertama pendanaan Seri F Gojek, yang dipimpin oleh Google, JD.com dan Tencent serta beberapa investor lain termasuk Mitsubishi Corporation pada 2019 lalu.

Bahkan, Nikkei melaporkan Provident Capital Indonesia juga telah mengambil saham di perusahaan patungan JD Thailand, yang akan dibentuk dengan e-commerce terbesar di China yakni JD.com dan ritel raksasa Thailand Central.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya